Breaking News

Minggu, 13 Juli 2014

Rataya Kentjana:Saatnya Perempuan Bali Memilih Wakilnya

Denpasar. Senin (22/04). Bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Propinsi Bali pada pemilu legislatif 2014 nanti akan semakin semarak dengan kehadiran seorang tokoh perempuan Bali. Hari ini, Senin (22/04), Ir. Rataya Bayu Kentjanawathy, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) periode 2011-2016.

Rataya selama ini lebih dikenal sebagai istri dari Mayjen. TNI (Purn.)Sang Nyoman Suwisma, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Dirut MNC TV . Nama Rataya sendiri merupakan kependekan dari Ratu Agung Ayu Agung pemberian ayahanda: Alm. Brigjen. TNI (Purn.) RANGA Bondjoran Bayupathy. Beliau adalah tokoh pejuang Bali yang pada saat perjuangan masih berpangkat Sersan Taruna, dipanggil langsung dari Militer Akademi (MA) Jogja dan diangkat sebagai staf khusus oleh I Gusti Ngurah Rai. Rekan seangkatan beliau a.l.Jenderal Susilo Sudarman (mantan Menteri Parpostel) dan Subroto (mantan Menteri Pertambangan dan Energi), Letjen Wiyogo Atmodarminto (mantan Gubnernur DKI Jaya). Pak Bondjoran, demikian beliau dipanggil, adalah mantan Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Markas Daerah Bali.

Ditemui di Kantor KPU Propinsi Bali, Rataya menyampaikan bahwa niatnya untuk maju menjadi calon anggota DPD RI periode 2014-2019 dilatarbelakangi oleh pengalamannya selama satu periode memimpin WHDI Pusat bahwa masih banyak persoalan dalam isu-isu perempuan Bali (pendidikan, kesejahteraan, dan kesehatan), anak-anak, KDRT, yang luput dari perhatian Pemerintah (pusat dan daerah).

“Nampaknya belum ada kesungguhan dari pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut,” begitu tegasnya.

Selain itu, imbuhnya, pada Pesamuhan Agung PHDI Pusat, 21-23 Pebruari 2013 yang berlangsung di Palangkaraya, ditemukan beberapa fakta tentang kondisi perempuan yang memprihatinkan belakangan di Bali, meningkatnya intensitas KDRT di Bali, kekerasan terhadap anak, tingginya penderita HIV/AIDS di Bali, dan angka buta aksara pada perempuan Bali.

Ibu Kentjana, begitu ia disapa, menyimpulkan bahwa untuk melakukan perubahan yang berdampak luas dan sistematis, mau tidak mau harus masuk ke dalam sistem. Namun, nampaknya pilihan tersebut membawa konsekuensi pada pilihan, apakah melalui jalur partai politik menjadi anggota DPR RI atau DPD RI.

Menjadi anggota DPR RI, sekalipun wewenangnya lebih luas, namun posisinya sebagai pucuk pimpinan WHDI, menghendaki berdiri di atas semua golongan (partai politik).Karena perempuan Hindu (khususnya perempuan Bali) memiliki aspirasi politik yang tersebar di berbagai partai politik.

Sedangkan dengan menjadi anggota DPD RI, “saya dapat lebih fleksibel bertemu dengan konstituen perempuan, khususnya di Propinsi Bali tanpa kendala sekat organisasi, “ begitu tambahnya.

Perempuan dengan tiga orang putra (dua orang putranya berdinas di TNI-AD, satu orang putranya berdinas di kepolisian) ini, mengakui bahwa keputusannya terjun ke politik tidak lepas dari dorongan besar dari unsur-unsur masyarakat, tokoh agama, dan LSM di Bali. Didukung sedikitnya 4.600 orang sebagai syarat awal memenuhi pendaftaran bakal calon DPD RI, ia optimis langkahnya akan memperoleh dukungan dari masyarakat.

Ketika ditanya oleh media apa yang akan dilakukannya, Kentjana menjawab, ”segera setelah proses pendaftaran ini selesai, kami akan melanjutkan turun ke desa-desa untuk memperoleh fakta sesungguhnya di lapangan, mencari solusi tercepat untuk mengatasinya, seraya mempersiapkan langkah-langkah strategis bersama segenap unsur terlibat.”

Perempuan Bali juga perlu ditingkatkan pemahaman akan arti penting perempuan dalam pembentukan generasi baru yang lebih berkualitas, imbuhnya. Karena bagaimanapun sebagai ibu, perempuan berperan besar dalam pembentukan karakter, kecerdasan, dan akhlak anak-anaknya di masyarakat.

Empat kursi anggota DPD RI pada Pemilu 2014 asal Bali memiliki nilai yang sangat strategis bagi perempuan Bali, mengingat pada pemilu sebelumnya tidak ada anggota perempuan dalam DPD RI.

“Sekarang lah saat yang tepat bagi perempuan Bali untuk memilih wakilnya di senat,” tegas perempuan yang energik ini.

Sebagai seorang anak yang tumbuh di lingkungan keluarga pejuang, Kentjana tak lupa mendorong agar pemerintah sungguh-sungguh mewujudkan amanat para pendiri bangsa: kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By Published.. Blogger Templates